Pages

Monday, October 31, 2011

KONSTRUKSI KAYU

a. Pengolahan Bahan Kayu

Setiap malam kita tidur dengan enak di tempat tidur yang terbuat dari kayu. Apakah kalian berpikir dari manakah tempat tidur dari bahan kayu tersebut? Benar……dari hutan, lalu bagaimanakah kayu diolah hingga menghasilkan barang jadi? Siapakah yang terlibat dalam pekerjaan ini?.

Joko adalah seorang pembibit hutan. Ia bekerja seharian di alam terbuka. Ia mempunyai hutan produksi. Kalian bisa menyebutnya sebagai petani penanam pohon di hutan. Ia mengenal macam-macam pohon di hutan . Bila pohon-pohon itu sudah cukup besar, ia menebangnya.

Wawan seorang pekerja di pabrik penggergajian. Ia menggergaji pohon-pohon yang ditebang di hutan. Di pabrik ini ia belajar bagai- mana pisau gergaji dipasang.

Didi seorang pengontrol kualitas dari kayu. Sebenarnya tidak ada jenis pohon yang sama persis. Kita bisa melihat perbedaan setiap jenis pohon dari potongan–potongan kayu. Didi belajar mengenai macam-macam kayu sewaktu bersekolah dulu. Dengan modal keterampilannya, ia bekerja di pabrik milik seorang teman. Ia membeli kayu-kayu tersebut kemudian dibawa ke pabrik penggergajian.

Yahanto adalah seorang pengusaha kayu. Ia mengerti banyak harga-harga kayu. Ia membeli kayu-kayu tersebut dari seorang petani hutan atau kayu dari pabrik penggergajian, setelah itu, ia menjualnya kembali.

Yudistiro adalah seorang pembuat tempat tidur dan mebel. Ia merancang pembuatan tempat tidur dan mebel-mebel. Semua itu Ia pelajari di Sekolah Menengah Kejuruan. Ia memahami bagaimana proses pembuatan tempat tidur dan mebel tersebut di pabrik. Setelah itu, barulah dijual di toko-toko.

Agus adalah seorang pedagang toko. Ia belajar di sekolah khusus dagang. Ia mengetahui harga-harga tempat tidur yang ada di tokonya.

Tahukah Anda sekalian, berapa banyak profesi yang terlibat pengerjaan kayu? Ya…..tentu banyak. Semuanya harus memahami perkayuan. Apakah Anda sekalian tertarik untuk memahami pekerjaan perkayuan?

Kayu merupakan bahan bangunan alam. Artinya kayu dapat diperoleh di alam bebas atau yang disebut hutan. Hutan di Indonesia dikelola oleh pemerintah, termasuk penebangannya. Namun, sekarang ini penebangan kayu di hutan-hutan Indonesia banyak yang diserahkan kepada peru-sahaan penebangan swasta. Setelah memperoleh izin dari Departemen Kehutanan. Untuk menjaga kelestarian hutan agar tidak terjadi lahan atau hutan gundul akibat penebangan, dilakukan reboisasi oleh para penebang. Para penebang diwajibkan menanam kembali pohon pada lokasi penebangan.

Kayu hasil penebangan dijual kepada pedagang dalam bentuk balok besar atau glondongan. Selanjutnya diolah kayu tersebut, diberi tanda cap dan tanggal penebangan. Untuk mengangkut kayu harus ada surat-surat lengkap dari Departemen Kehutanan. Pengolahan kayu mulai dari glondongan menjadi bahan kayu berupa balok dapat dilakukan di hutan dengan cara digergaji manual atau gergaji mesin. Bisa juga dibawa ke pabrik untuk diolah dengan mesin-mesin pengerjaan kayu.

Cara mengangkut kayu dari hutan ke pabrik pengolahan dilakukan melalui darat dengan cara meng-gunakan tenaga binatang, seperti gajah, kuda atau dengan alat berat seperti traktor, kemudian diangkut oleh truk.

Kayu dapat juga diangkut melalui laut atau sungai. Bila melalui sungai, dilakukan dengan cara kayu dihanyutkan. Setelah kayu sampai di laut, kayu tersebut diangkut oleh kapal laut.
Coba Anda sekalian perhatikan benda-benda yang ada di dalam kelas! Sebutkanlah benda-benda mana yang terbuat dari bahan Kayu?.

b. Cara Penyimpanan dan Pengawetan Bahan Kayu

Kayu yang sudah diolah dari glondongan hingga menjadi balok atau papan yang ada diper-dagangan, harus disimpan atau dilindungi dengan baik guna menghindari cacat-cacat kayu seperti melengkung, busuk, retak dan sebagainya, sebelum dijual atau digunakan oleh konsumen. Cara pengawetan kayu bisa dilakukan dengan cara terlebih dahulu kayu dicelupkan ke dalam cairan kimia dalam tungku yang besar dengan tekanan tinggi, sehingga jamur-jamur tidak akan hidup pada kayu yang sudah diawetkan. Cara penyimpanan kayu yaitu dengan cara disusun/ditumpuk dengan memberi ganjal balok kecil setiap lapisan, sekaligus untuk mempercepat proses pengeringan yang disebut kering udara.

Kayu balok atau papan perlu pengeringan yang sempurna sebelum dipergunakan. Selain dengan pengeringan udara bisa juga dengan proses pengeringan oven. Caranya kayu balok atau papan dimasukan ke dalam oven yang besar, lalu disusun memakai ganjal balok kecil tiap-tiap lapisan, lalu dipanaskan dengan tenaga listrik kemudian suhu ruangan diatur sampai mendapatkan pengeringan yang sempurna.

c. Struktur Kayu

Penebangan pohon dilakukan bila pohon telah cukup umurnya, untuk mendapatkan mutu baik. Batang dari pohon merupakan bagian yang menghasilkan kayu untuk bahan bangunan. Bahan kayu keras yang diameternya tidak kurang dari 20 cm dan panjang bagian lurusnya minimal 1 m, masih dapat digunakan untuk bahan mebel dan kerajinan tangan. Bila batang pohon ditebang, gelang-gelang tahunan dapat terlihat pada tampang melintang dan menunjukkan umur dari pohon. Lihat gambar struktur penampang batang. Tiap tahun terbentuk satu gelang tahunan. Pohon di Indonesia tumbuh lebih cepat pada musim hujan dibandingkan pada musim panas. Oleh karena itu, terjadi perbedaan warna pada batang dan gelang tahunan.

d. Kegunaan Bahan Kayu

Pada tahun 857 Masehi, Penduduk Indonesia membangun rumah dengan menggunakan bahan kayu, karena kebutuhan tempat untuk berteduh menghindari diri dari ancaman binatang buas, dan pengaruh cuaca. Manusia pada zaman dulu membangun rumah menggunakan batang-batang pohon. Peralatan yang digunakan berupa kapak, pahat, dan gergaji. Dengan peralatan tersebut, mereka menebang pohon dan menggergaji sesuai ukuran, batang-batang yang sudah dipotong tersebut dirakit menjadi sebuah rumah. Ini terbukti dari peninggalan nenek moyang kita yaitu rumah tradisional dari kayu.

Kini selain kayu untuk membangun rumah, kayu juga dapat dibuat sebagai bahan baku pembuatan kertas, pensil, dan alat tulis lainya. Selain itu kayu dapat dibuat menjadi mebel seperti lemari pakaian, meja, kursi makan, tempat tidur bahkan untuk souvenir kerajinan tangan dan sebagainya.

Menurut jenisnya kayu ada yang keras dan ada pula yang lunak. Pada kayu yang lunak biasanya orang digunakan untuk perlengkapan rumah tangga dan sebagainya, sedangkan jenis kayu yang keras biasanya digunakan orang untuk jembatan, rangka atap bangunan, dan mebel seperti kursi, tempat tidur dan sebagainya. Jenis kayu yang keras selain kuat juga tahan lama jika dibanding jenis kayu lunak.

JENIS DAN KEKUATAN KAYU

a. Jenis-jenis Kayu
Indonesia merupakan negara penghasil kayu yang sangat banyak, baik jumlah maupun jenisnya, sehingga kayu mudah didapat dan relatif murah harganya. Oleh karena itu, penggunaan kayu sebagai bahan alat rumah tangga sampai dengan konstruksi bangunan bila ditinjau dari segi ekonomisnya sangatlah menguntungkan.

Kayu merupakan bahan bangunan alam, artinya dapat diperoleh di alam bebas tanpa harus dibuat atau diolah di pabrik. Setiap jenis kayu mempunyai ciri–ciri khusus seperti bau, warna, pori, berat, keras, lunak dan sebagainya.

Pohon yang baru ditebang masih berupa gelondongan atau dolken, kemudian dengan cara digergaji menghasilkan batang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar yang dinamakan balok, dan dapat pula dibentuk menjadi lembaran lembaran tipis yang disebut papan.

Semua jenis kayu akan menyusut bila dikeringkan. Karena pengaruh penyusutan, kayu dapat melengkung dan retak-retak. Balok atau papan perlu pengeringan yang sempurna.
Bila balok atau papan tersebut sudah kering, balok dapat dikerjakan dan dipakai untuk berbagai kebutuhan bahan alat rumah tangga, konstruksi, atau sesuai tujuan penggunaannya.

b. Kayu Olahan
Seiring berkembangnya teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia, kayu dapat diolah tidak hanya sekadar untuk kebutuhan membangun rumah saja, tetapi juga kini berkembang untuk berbagai sektor keperluan antara lain:
Dinding partisi dan plafon rumah, penyekat kedap suara ruangan, daun pintu dan jendela rumah, furniture, bekesting (cetakan) konstruksi beton, peti kemas, dan lain-lain. Berbagai macam keperluan membedakan jenis kayu olahan dalam pertimbangan ekonomis, teknis dan estetika yang tidak terlepas dari unsur-unsur pen-dukung lain seperti lem dan bahan finishing.

Jenis kayu olahan antara lain:
Veneer, adalah lembaran kayu tipis yang dihasilkan dari penyayatan kayu massif.
Plywood, terdiri dari susunan yang bersilangan serat.
Block Board, adalah plywood yang bagian tengahnya dari batang kayu massif yang disusun sedemikian rupa.
Particle Board, adalah kayu olahan yang dibuat serpihan- serpihan kecil dicampur dengan bahan pengikat yang dipres.
Medium Density Fibre (MDF), adalah produk olahan dari serat-serat kayu berbentuk bubur yang dipres.

c. Kekuatan Kayu
Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPHH) di Bogor telah melakukan penelitian mengenai kayu-kayu di Indonesia. Untuk berbagai keperluan, kayu-kayu tersebut dinilai menurut kekuatanya yang ditentukan dari tingkat dan pemakaian kayu.
Untuk tingkat kekuatan kayu, di dilakukan pengujian kuat tarik, kuat lentur, dan kuat tekan, serta pengujian berat jenis kayu. Persyaratan untuk masing-masing tingkat menurut Den Berger ditentukan sebagai berikut:

Tingkat I II III IV V
a. Kuat lentur dalam Kg / cm2 1000 725 500 360 < 360
b. Kuat tekan dalam Kg / cm2 750 425 300 215 < 215
c. Berat Jenis dalam Kg / cm3 0,9 0,6 0,4 0,3 < 0,3

Jenis kayu yang termasuk pada tingkat I (satu) diantaranya: kayu jati, merbau, bengkirai, resak, biasa digunakan pada konstruksi yang berat. Pada tingkat II (dua) diantaranya: kayu rasamala, merawan, digunakan untuk konstruksi berat terlindungi. Untuk tingkat III (tiga) diantaranya: kayu puspa, kamper, kemuning digunakan konstruksi berat terlindungi. Untuk tingkat IV (empat) diantaranya: kayu meranti, suren, Mahoni, sungkai, pinus, lame digunakan untuk konstruksi ringan dan tingkat V (lima) diantaranya: kayu albasia untuk pekerjaan keperluan sementara.

Kayu adalah bahan elastis yang dapat dibebani, tidak akan patah bila dibebani dengan beban ringan,

Kuat Tekan:
Kayu dapat ditekan searah/sejajar serat kayu dan juga tegak lurus arah serat kayu. Kayu lebih kuat menerima tekanan sejajar serat kayu dibandingkan arah tegak lurus serat kayu. Bila diberi beban melebihi kuat tekan kayu, kayu akan tertekuk dan patah.

Kayu Tarik :
Kayu dapat ditarik searah/sejajar serat kayu dan juga tegak lurus arah serat kayu. Kayu lebih kuat menerima tarikan sejajar serat kayu dibandingkan arah tegak lurus serat kayu.

Kuat Lentur:

Kayu ditumpu pada dua titik dapat menerima beban dan akan lentur sampai batas kuat lentur kayu yang diijinkan, dan kayu akan patah bila melampaui kuat lentur yang diijinkan, seperti gambar berikut:

d. Perusak Kayu

Rayap, tubuhnya memang kecil, tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan sebuah bangunan. Belum banyak yang mengetahui cara pencegahan dan pengendaliannya. Karena semakin lama rayap dibiarkan dilingkungan anda, maka semakin besar kemungkinan mereka mengakibatkan kerusakan yang lebih jauh lagi.

Beberapa faktor pendorong serangan rayap pada kayu, antara lain banyaknya kayu yang berhubungan langsung dengan tanah, dan kondisi biofisik yang menguntungkan kehidupan rayap. Secara umum penanggulangan bahaya rayap harus dimulai pada tahap prakonstruksi untuk mencegah masuknya rayap ke dalam bangunan gedung. Tindakan penanggulangan bahaya rayap prakonstruksi dapat dilakukan dengan pendekatan rancang bangunan gedung tahan rayap, penggunaan kayu awet atau diawetkan melalui tindakan pengawetan kayu, dan pemberian perlakuan tanah sebagai penghalang kimia. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah klasifikasi kayu sebagai bahan bangunan yang tahan terhadap serangan rayap, baik jenis kayunya maupun setelah jenis kayu tersebut diberi treatment khusus untuk menanggulangi bahaya serangan rayap.

No comments:

Post a Comment